Tuesday, May 26

PARADOKS

Bandung ternyata selalu menjadi kiblat fashion dan gaya hidup. Saya menduga apa yang menjadi trend, entah itu pakaian, rambut, atau hanya sekedar memakai kawat gigi selal pertama terlihat di Bandung. Pada awalnya, saya memandang bahwa kawat gigi dipakai hanya untuk membuat posisi gigi menjadi proporsional.

Akan tetapi, hari-hari ini saya berkeyakinan kawat gigi telah menjadi aksesoris dan dianggap sebagai penambah daya tarik. Pasalnya, jika diperhatikan gadis2 muda di kota bergelar parisj van java ini banyak sekali yang memakai kawat gigi. Padahal kalau diperhatikan posisi gigi mereka proporsional.
Itulah, segalah hal dapat dijadikan poin untuk tampil berbeda. Tidak hanya kawat gigi, pakaian yang tidak umum juga dapat dijadikan poin penting. Dengan alasan mode terbaru, banyak sekali gadis2 memakai celana sangat pendek di mall. Ada paradoks disini. Pada saat saya harus memakai jaket ke mana-mana karena dingin, mereka justru memakai celana pendek di ruang terbuka. Anehnya lagi, mereka juga kedinginan dan memakai selendang serta jaket, tetapi celananya kok pendek sekali.
Selengkapnya...

Monday, May 25

UBINUS

Bina Nusantara University nama sekolah itu. Mutu universitas itu tak kepalang tanggung. Mereka telah menggunakan ISO seri terakhir dan sekarang juga menggunakan malcolm baldridge yang lebih berorientasi hasil. Singkat kata, semua proses di universitas itu berstandar.


Mahasiswa-mahasiswanya pun berstandar. Secara kasat mata, para mahasiswa di universitas itu adalah orang yang selalu tampil rapi, bersih, fashionable, dan "berwajah oriental". Ahhhh.. sayang sekali.. banyak diantara orang-orang berkualitas itu, wajah mereka adalah wajah tanpa ekspresi, tanpa empati, dan mungkin tak mencerminkan keikhlasan untuk sesama. Apa artinya itu? Makhluk yang bernama "pendidikan berkualitas" belum bisa secara luas dinikmati semua orang. Program beasiswa mungkin hanya kamuflase yang hanya mencitrakan kepedulian. Padahal didunia nyata, tetap saja orang-orang tak berduit tak kebagian tempat. Memang ada beberapa orang "biasa" bisa sekolah di tempat seperti itu tetapi itu dapat dihitung dengan jari.
Sulit mencari orang yang sanggup disebuah tempat penuh kemewahan padahal dia sebenarnya dia tak mampu. Tak mudah hidup berteman dengan anak-anak kaya, padahal disaat yang sama uang dikantong sudah tidak ada lagi. Sulit hidup ditengah orang-orang yang selalu tampil flamboyan, pada saat kita berpakaian lusuh.
Ahhhhh...tak ada yang harus disalahkan dalam hal ini. Hidup memang sering tak bisa selalu sesuai dengan kehendak kita. Kemiskinan lah yang harus disalahkan!
Selengkapnya...